Jumat, 03 Juli 2015

DUA KEKUATAN ISLAM DI DUNIA YANG DITAKUTI BARAT


Tulisan ini bukan bermaksud untuk membangga-banggakan Aceh sebagai bangsa yang lebih dari segi kefanatikan pada agamanya lslam, namun sejarah memang telah membuktikan bahwa Aceh adalah bagian daripada pelopor lslam dahulu di masa kejayaannya, begitu juga dengan Turki akan kebesaran Dinasty Turky Utsmani yang menjadi kekhalifahan besar dalam lslam kala itu.

Masa imperialisme dahulu, oleh bangsa-bangsa Penjajah (imperialis) telah melihat mana kekuatan yang bisa mengguncangkan dunia lslam, antara lain yaitu Turki yang berada di wilayah benua Asia Tengah berdekatan Eropah dan Aceh yang berada di benua Asia Tenggara. Kedua bangsa ini adalah bangsa yang ditakutkan mereka akan kekuatan agamanya yang kuat.

Tersebutlah kisah dahulu oleh taktik Belanda mencoba mencari akal dalam menaklukan kekuatan bangsa Aceh yaitu dengan mengirimkan utusannya Mr. Cristian Snouck Hurgronje yang belakangan dikenal dengan sebutan Teungku Puteh alias Tgk Syeh Abdul Ghaffar.

Belanda yang merupakan bagian dari bangsa imperialisme Barat telah mengukur dan melihat semua sampai di mana batas kekompakan, keislaman dan keimanan masyarakat Aceh pada zaman itu, maka oleh Belanda berhasil dibuat masyarakat Aceh terbelah-belah, terkotak-katik dan diadu-domba yang disebut dengan istilah Devided of Ampera. 
Bila memang masyarakat Aceh saat itu sanggup diadu-dombakan oleh Barat (Belanda) tapi sejarah juga mengetahui bahwa akidah masyarakat tetap seperti sedia kala yakni tetap berakidah lslam Ahlussunnah Waljamaah(aswaja).

Barat yang menjalankan aksi imperialisme juga menghancurkan lslam terhadap bangsa-bangsa jajahannya, kecuali Turki tidak berhasil dilakukannya. Lalu Barat yang diwakili Mr.Lawrence atau Mr.Hemphers dari Inggris (Yahudi/Nasrani) mencoba merayu dan menghasut salah satu suku di wilayah pedalaman Arab itulah suku badui di semenanjung Arab (Saudi kini) yang dikomandoi Tuan Su’ud. Dengan segala cara Inggris mengolah agar jatuh rebah dalam rayuannya, setelah berhasil merayu Tuan Su'ud, maka ditiupkanlah api perpecahan kepada umat lslam dengan tujuan utama untuk menghancurkan kekuatan kekhalifahan besar lslam yang ada di Turki. 

Intinya sejarah membuktikan Barat yang tak sanggup menggelabui Turki lalu datang ke Arab untuk merusak akidah umat lslam yang ada di semenanjung Arab tersebut, dengan alhasilnya Barat telah berhasil merubah akidah orang Arab (Saudi) pimpinan Tuan Su'ud menjadi pengikut Muhammad bin Abdul Wahab yang dikenal dengan istilah Wahabisme berkonspirasi dengan lnggris dalam memuluskan perjuangannya dalam pembrontakan terhadap kekhalifahan Turki.

Pengikut Wahabisme tersebut adalah merupakan ajaran lslam yang telah diprotestankan dari yang sebelumnya adalah pengikut ulama-ulama mazhab (Hambali) tradisional menjadi lslam yang anti dan bebas mazhab. Mereka tampil dengan motto Pemurnian Tauhid, Kembali pada Quran dan Sunnah. Namun motto tersebut hanyalah kedok dalam dakwahnya untuk mencari simpati terhadap orang-orang Arab badui lagi awam yang buta sama sekali akan ilmu agama lslam yang haq.

Kembali pada permasalahan, memang diakui sejarah telah mencatat bahwa Barat yang tak berhasil mengubah akidah kaum Ahlussunnah Waljamaah di Aceh dengan utusannya Mr. Snouck Hogronye tapi juga berhasil mengadu domba umat lslam di Aceh dan seluruh Nusantara.
Maka bila di Aceh ada Mr.Snouck Hurgronje maka di Saudi ada Mr.Hempher yang mengkutak-katikan lslam & umatnya. Akan tetapi perbedaannya hingga kini Aceh sebahagian besar masih berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah wljmaah (aswaja) sementara Arab Saudi sebahagian besar akidah lslamnya telah berubah menjadi Wahabisme.

Hingga kini Aceh dan Turki masih menjadi bagian daripada lslam yang diperhitungkan dunia, terutama oleh Barat (Yahudi dan Nasrani) yang selalu saja datang dan pergi hanya ingin mempengaruhi dan mendangkalkan akidah lslam Turki. Sejarah hitam juga telah mencatat Turki memang pernah terpuruk kedalam kejahilan Barat yakni keikut sertaannya dalam Sekulerisme, namun demikian Turki secara politik perlahan namun kini mencoba bangun dan tampil dari keterpurukan dan ketinggalannya. Bila Turki diketahui masuk kedalam NATO, itu memang bagian daripada masa lalu kesekularan saat dia dikecoh Barat.


       Dengan segala penyesalan jauh tertinggal dri saudara muslimnya Turki sekarang tampil lebih fress mengalahkan segala teman dan rifalnya yang telah bersyariat dalam hubungan emosional keislaman dan ukhuwah, serta ditakuti oleh bangsa Yahudi (Israel) seperti berita akhir-akhir ini sempat heboh. Dan kelebihan lainnya dalam hubungan keislaman Turki kini juga telah banyak dan bangkit.